Pengelolaan Limbah Kulit Kacang Menjadi Energi Briket

Pengelolaan Limbah Kulit Kacang Menjadi Energi Briket

(Sumber Referensi : http://onlinebuku.com/2008/12/26/tugas-tek-penanganan-limbah/)

Naiknya harga minyak bumi di pasar global, menimbulkan harga minyak tanah sebagai konsumsi publik yang paling besar, langka dan mahal di pasaran. Masyarakat kita yang didominasi kalangan menengah ke bawah paling mencicipi dampaknya dan ternyata menjadi citra kesulitan ekonomi Indonesia ketika ini. Kesulitan itu tidak hanya hingga disitu, kenaikan harga minyak bumi juga mengakibatkan seluruh harga perdagangan barang dan jasa juga naik.

Briket merupakan suatu materi bakar padat yang dibuat dari hasil pencampuran pengarangan limbah organik dengan perekat dan zat zat lain sehingga bisa berkhasiat dalam pembakaran. Pembuatan briket arang sanggup menjadi salah satu alternatif yang menjawab kesulitan materi bakar minyak tanah.

·         Peralatan yang diperlukan (Sederhana)

1.      Kulit Kacang (Limbah)

2.      Tong Besi (Tempat Pembakaran)

3.      Cetakan pembentuk Briket

4.      Tepung Kanji ( yang kemudian akan dijadikan Lem/ Lem Kanji)

5.      Etanol 75% atau 95 % (digunakan sebagai adonan untuk menciptakan Lem Kanji)

6.      Air Panas (digunakan sebagai adonan untuk menciptakan Lem Kanji)

·         Proses Pembuatan

Pembuatan briket kulit kacang itu dimulai dengan pembakaran. Setelah menjadi arang, kulit kacang yang masih berbentuk utuh lantas digiling. Proses selanjutnya, serbuk arang kulit kacang itu dicampur dengan adonan lem kanji, kemudian dipres untuk dicetak. Pencampuran antara adonan serbuk kulit kacang dengan lem kanji membutuhkan perbandingan 10:1, jadi setiap 10 kilogram serbuk kulit kacang membutuhkan satu kilogram lem kanji semoga bisa dipres menjadi cetakan briket yang diinginkan. Setelah briket dicetak, lantas dijemur hingga kering.

Dari keseluruhan proses produksi briket limbah sampah organik itu, pembakaranlah yang memakan waktu cukup lama, kurang lebih sekitar dua hingga dua setengah jam. Saat dilakukan pembakaran itu, kita harus benar-benar memerhatikan keseluruhan prosesnya, tidak bisa ditinggal karena- harus terus-menerus diawasi, jangan hingga apinya mati alasannya nanti akan gagal. Akan tetapi api itu juga -tidak boleh dibiarkan hidup (membesar) lantaran kulit kacang yang dibakar akan menjadi abu, jikalau sudah jadi bubuk tidak bisa dibikin menjadi serbuk. Gampang-gampang susah, memang. Untuk itu dirinya harus selalu mengamati dengan teliti ketika proses pembakaran itu tengah berlangsung melalui asap yang dihasilkan dari pembakaran tersebut.

·         Jenis Briket

1. Jenis Berkarbonisasi (super), jenis ini mengalami terlebih dahulu proses dikarbonisasi sebelum menjadi Briket. Dengan proses karbonisasi zat-zat terbang yang terkandung dalam Briket Batubara tersebut diturunkan serendah mungkin sehingga produk balasannya tidak berbau an berasap, namun biaya produksi menjadi meningkat lantaran pada Batubara tersebut terjadi rendemen sebesar 50%. Briket ini cocok untuk dipakai untuk keperluan rumah tangga serta lebih kondusif dalam penggunaannya.

2. Jenis Non Karbonisasi (biasa), jenis yang ini tidak mengalamai dikarbonisasi sebelum diproses menjadi Briket dan harganyapun lebih murah. Karena zat terbangnya masih terkandung dalam Briket Batubara maka pada penggunaannya lebih baik memakai tungku (bukan kompor) sehingga akan menghasilkan pembakaran yang tepat dimana seluruh zat terbang yang muncul dari Briket akan habis terbakar oleh pengecap api dipermukaan tungku. Briket ini umumnya dipakai untuk industri kecil.

·         Jenis dan Ukuran Briket
1. Bentuk telur                 : sebesar telur ayam
2. Bentuk kubus               : 12,5 x 12,5 x 5 cm
3. Bentuk selinder            : 7 cm (tinggi) x 12 cm garis tengah

(Briket bentuk telur cocok untuk keperluan rumah tangga atau rumah makan, sedangkan bentuk kubus dan selinder dipakai untuk kalangan industri kecil/menengah.)

·         Perbandingan Pemakaian Minyak Tanah dengan Briket

Penggunaan	Minyak Tanah	Briket	Penghematan
Rumah tangga; 3 ltr/hari	Rp. 9000/hari	Rp. 5400/hari	Rp. 3600/hari
Warung Makan; 10 ltr/hari	Rp. 30.000/hari	Rp. 18.000/hari	Rp. 12.000/hari
Industri Kecil	Rp. 75.000/hari	Rp. 45.000/hari	Rp. 30.000/hari

·         Product dan Pemasaran

Sebuah briket bisa menyala hingga 30 menit dengan suhu rata-rata 60 derajat Celsius. Dalam jumlah massal, satu kilogram briket bisa dipakai untuk memasak lebih dari empat jam. Waktu yang sama apabila memasak memakai kompor minyak tanah. Dari data tersebut sanggup diketahui bahwa nilai ekoeffisiensi dari briket cukup besar sehingga mengurngi biaya pengeluaran dalam pengoperasiaannya, selain itu dengan memakai kulit kacang ini merupakan penggunaan ulang(Reuse) dari materi limbah yang terbuang (Waste Product) sehingga selain mengurangi limbah (Reduce) Di satu sisi bisa mengurangi pencemaran lingkungan dan di sisi lain sanggup menghasilkan uang. Satu kilogram briket berisi 20-25 biji dan sanggup dijual Rp 1.500 s/d Rp. 2.500 sesuai harga pasaran.

_____SEMOGA BERMANFAAT_____

Share this post